Oleh:
Wahyu NH. Al_Aly
***
Anak-anak berlari dengan wajah pucat
Mencari ibunya yang tengah mengembara di dalam sesat
Mengais rizki dari lelaki-lelaki bangsat
Memberi upah selepas meniduri sesaat
***
Lelaki-lelaki itu yang kemarin menggusur tanahnya
Utusan peradilan pongah tidak berjiwa
Permainan retorika dan aturan kaku penguasa
Boneka para pengusaha
***
Kakek-kakek dan nenek-nenek menjerit berlari kecil dengan muka lebam
Mencari perlindungan dari orang-orang berseragam yang mengancam
Membawa amanah palu hakim
Ketukan berasaskan ketebalan uang bukan
***
Kampus-kampus menjadi kumpulan orang-orang dungu
Mengubah warna ilmu-ilmu yang dianggapnya baru
Melonjaklah Harga ilmu
Yang kan melahirkan kuli-kuli waktu
***
Dosen-dosen lebih bermain dengan waktu
Tinggi hati bermuka batu
Tiada bernurani lagi tiada berilmu
Hanya bergelut pada buku-buku
***
Dosen-dosen menjelma artis
Lebih memamerkan baju daripada ilmu dan kreatifitas
Dalam keramahannya bersikap sadis
Wajahnya halus-halus menyimpan jiwanya yang palsu
***
Mahasiswa-mahasiswi tak lagi bersuku-suku
Semua menyatu demi perubahan baru
Satu warna, satu aturan, satu buku
Berkumpul di kampung budak waktu
***
Mahasiswa tak lagi punya jati diri
Dengan dosen hanya mengikuti
Tiada pernah mengerti dengan birokrasi tak bernurani
Hanya demi setitik puji oleh dosen tak berbudi
***
Para aktifis tak lagi memiliki nurani
Bodoh dan berdiri pongkah di lantai bumi
Otak dan perilakunya tiada berisi
Hidupnya termanipulasi oleh budaya mimpi
***