3 Komentar

Pesan Cinta Bulan Rajab


Dewasa ini, melihat realitas umat Islam Indonesia seringkali membuat air mata menetes. Hampir tiap hari, di banyak tempat di Indonesia, sering terjadi berbagai perilaku yang tidak mencerminkan ajaran agama. Ironisnya lagi, meskipun banyak di antara umat Islam yang mengaku membawa pesan agama, namun dalam praktiknya justru menggunakan cara-cara yang terlarang. Barubaru ini, ramai akan fenomena Lady Gaga dan Irsyad Manji.

Terlebih mengharukan lagi, saat ini umat Islam justru membuat kubu sendiri-sendiri. Dari sayap kanan sampay sayap kiri. Sayap fundamentalis sampai sayap liberal. Menariknya, masing-masing sayap sering bertengkar dan sama-sama tidak mau mengalah. Semua ingin di depan sendiri dan semua ingin cari muka.

Terlihat, banyak dari kalangan yang begitu bangga atas anggapan dirinya sebagai fundamentalisme, lantas merasa dirinya berhak melakukan kamuflase kebenaran dengan tindakan-tindakan kekerasan dari pengrusakan materi, penganiayaan, sampai pembunuhan. Pada sisi lain, kalangan liberalisme juga semakin populer, hingga sering melakukan aksi-aksi mengusungkan dada. Menggelar kegiatan semaunya sendiri tanpa mau melihat perasaan orang lain, menyampaikan gagasan dengan cara-cara pembunuhan karakter terhadap kalangan yang dianggapnya fundamentalis, dan seterusnya. Seakan, baik kalangan fundamentalis maupun liberal sama-sama begitu kolot dan angkuhnya, sehingga titik temu dan dasar agama perihal toleransi seakan tak dijamahnya.

Gila hormat dan merasa paling benar, sepertinya ini yang sering dijadikan dasarnya, sehingga bukannya melakukan kearifan dalam perilakunya namun sekedar mencari sensasi. Tentu, perilaku melampui batas tersebut, baik aksi-aksi yang sering dilakukan oleh kalangan sayap kanan ataupun sayap kiri, semestinya diakhiri. Bersama membangun kearifan, melaksanakan ajaran agama secara apa adanya, tidak neko-neko, tidak macam-macam. Sederhana saja.

Semua itu merupakan realitas bahwa cinta di kalangan umat Islam Indonesia meredup dan sepanjang sejarahnya hingga hari ini juga belum terlihat menyala. Sehingga, pada bulan Rajab ini, apa yang terkandung di dalamnya selayaknya dijadikan ibroh,muhasabah dalam menyalakan cinta di kalangan umat Islam Indonesia khususnya, dan cinta kepada seluruh masyarakat Indonesia pada umumnya.

Apabila melihat Rajab baik dari maknanya ataupun sisi historis yang terkandung di dalamnya, cukup kental akan pesan-pesan cinta. Cinta memiliki porsi yang begitu besar dalam bulan Rajab ini.

RAJAB

Secara etimologis misalnya, Rajab berasal dari kata at-tarjib, yang berarti “penghormatan” (at-ta’zhim). Bila dilihat dari huruf-hurufnya, Rajab terdiri dari tiga huruf akronim yaitu Ra, Jim, dan Ba. Huruf Ra’  diambil dari  rahmatullah (rahmat Allah),  Jim  dari  jinayatul-’abd (kesalahan hamba Allah), dan Ba’ dari birrullah (kebajikan Allah).

Rajab juga memiliki nama-nama yang lain. Melihat Rajab termasuk bulan yang diharamkan melakukan peperangan di dalamnya seperti juga disebut Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram., sehingga Rajab juga memiliki nama Rajab al-Haram.

Dilihat posisinya, Rajab terpisah dengan tiga bulan haram yang lain, yang berurutan. Rajab berada pada bulan kelimanya. Rajab terletak di antara bulan Jumadil Akhir dan Sya’ban. Karena itu, ada yang menyebut bulan Rajab sebagai Rajab al-Fard.

Dalam risalah yang berjudul Tabyin al-’Ajab bima Warada fi fadhli Rajab, Al-Hafizh Ahmad bin Ali bin Muhammad bin Hajar Al-Asqalani menyebut ada 18 nama lain bulan Rajab. Hanya saja yang cukup populer dengan penamaan “al-ashamm” (tuli), karena tidak terdengarnya gemerincing pedang yang saling beradu.

Melihat Rajab mengandung pesan perdamaian, sebagai bulan Haram, sehingga diharapkan limpahan rahmat senantiasa turun, menjadikan bulan Rajab cukup dikenal sebagai bulan Al-Ashabb (limpahan). Menariknya lagi ada suatu suku yang begitu mengagungkan bulan Rajab, suku Mudhor, sehingga Rajab juga banyak yang menyebutnya Rajab Mudhor.

BEBERAPA KISAH CINTA DI BULAN RAJAB

Bulan Rajab mengisahkan akan hijrah pertama umat Islam ke Negeri Habsyah (Ethiopia). Saat itu, tekanan dan ancaman yang dihadapi umat Islam atas pihak musyrikin sangat luar biasa. 14 orang, yang di dalamnya terdapat 4 perempuan hijrah ke Habsyah yang Rajanya dikenal dengan toleransinya. Umat Islam bisa leluasa bergerak, beribadah di negeri itu.

Bulan Rajab juga mengingatkan akan kelahiran salah seorang sahabat nabi yang selalu menggunakan prinsip damai dalam kebijakannya. Hingga membawa dirinya dalam kematiannya atas konsekwensi pilihan dirinya turun dari kursi kekholifahan, sebagai hasil perhitungan politiknya supaya tidak terjadi banjir darah. Ia adalah sahabat Ali bin Abi Tholib, lahir pada hari Jumat 13 Rajab, 23 tahun sebelum hijrah.

Pada bulan ini, selain dikenal dengan fenomena spektakuler Isro Miroj yang meskipun sampai saat ini masih dalam perdebatan seputar kekepastian waktunya di kalangan para ulama, juga dikenal dengan perang Rasulullah terakhir yang cukup luar biasa. Perang terbesar pasca Hijrah. Perang yang dipimpin langsung oleh Rasulullah. Perang tanpa meneteskan darah. Perang Tabuk. Perang ini terjadi pada bulan Rajab tahun ke-9 Hijriyyah/Oktober 631 M.

Perang antara kaum muslim dengan Romawi yang dipimpin langsung oleh raja dan panglima perang Heraclius ini, terjadi di Tabuk, padang pasir yang sangat gersang yang berada di utara Semenanjung Arab. Lokasinya cukup jauh dari Makkah dan Madinah.

Rasulullah sebelumnya, melakukan kontak damai dengan penduduk sekitar agar pasukan Islam aman dan penduduk sekitar mau ikut terlibat. Dengan kekuatan penuh, Rasulullah menunjukkan kepada pihak musuh secara terbuka, sehingga mereka merasa kendor akan kekuatan umat Islam. Harapan Rasulullah agar tidak terjadi kontak berdarah pun berhasil. Strategi damai yang digunakan Rasulullah dalam perang yang berlangsung sekitar dua puluh hari tersebut, mampu membuat musuh ketakutan dan pergi dari medan perang.

PESAN-PESAN CINTA RAJAB

Sebagaimana kisah mula umat Islam ke Habsyah yang begitu mengharukan, semestinya saat ini menjadi perhatian. Umat Islam mampu berkembang jumlahnya seperti saat ini, berawal dari sikap toleransi seorang raja yang kafir. Semestinya, toleransi ini menjadi renungan serius dan mendalam dari umat Islam sendiri, melihat saat ini banyak sekali beragam kekerasan yang dilakukan oleh umat Islam hanya untuk menolak suatu ide, suatu cara pandang, suatu pilihan orang yang tidak melukai orang lain.

Padahal, dalam sejarah Rasulullah Saw sendiri, tidak pernah melakukan kontak fisik bila menghadapi musuh yang menyerang lewat opini, lewat gagasan, beliau selalu bersikap adil. Menghadapi segala sesuatu sesuai porsinya. Bahkan, sebisa mungkin setiap pertarungan dalam bentuk apapun diselesaikan secara bijaksana. Karena secara tegas, berlebih-lebihan dalam menyikapi suatu hal, meskipun maksudnya baik, hukumnya adalah terkutuk (haram).

Firman Allah Swt. sendiri, cukup banyak yang menyebutkan akan larangan bersikap berlebih lebihan, sebagaimana dalam Qs. Al-Israf: 29, Qs. Al-An’am: 141, Qs. Al-A’Raf: 31, dll.

Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan (isrof).”

Cinta damai Rasulullah Saw., ini juga dapat dirasakan dengan melihat keteguhan jiwa Rasulullah seperti dalam pertarungan akbarnya terhadap Romawi. Beliau menggunakan prinsip-prinsip perdamaian yang berbasis kearifan, meskipun pedang sudah di depan mata dan gelora kematian sudah didendangkan kuat-kuat dalam diri umat Islam. Ini menunjukkan, bahwa pilihan tidak melukai orang lain secara fisik adalah sebaik-baik pilihan.

Selamat memasuki bulan Rajab….


Salam, Wahyu NH Aly

____________________________________________________________________

3 comments on “Pesan Cinta Bulan Rajab

  1. ya gan ane sangat setuju sekali gan..
    “Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan (isrof).”

  2. hehehehe… mudah-mudahan ane pertamax!! Wahh ,, kalah cepet dah.. Hihihi..

Tinggalkan komentar